Minggu, 05 Januari 2014

Pantai Sawarna (Part II)

Places to go in Sawarna (The Hidden Beach of Paradise)

Ada sebutan The Hidden Beach of Paradise untuk Pantai Sawarna ini, karena memang semua pantainya tidak ada yang berada di pinggir jalan atau mudah ditemukan. Untk mencapai pantai-pantai ini kita diwajibkan untuk berjalan kaki terlebih dahulu atau bisa menggunakan jasa ojek untuk mencapainya.

Banyak para backpacker yang membawa tenda untuk menginap di pinggiran pantai,

Pantai Ciantir / Pantai Pasir Putih

Pantai Pasir Putih ini, berada sekitar 200 meter dari Penginapan Widya. Pasirnya benar-benar putih, ketika saya kesana, di hari pertama cuacanya masih sangat bersahabat, cerah dan menyenangkan.

Sampai di Sawarna hari pertama yang kami lakukan adalah bermain air dan basah-basahan. Di Pantai Pasir Putih ini, pengunjungnya sudah lumanyan banyak, sehingga beberapa spot pantai sudah dipenuhi banyak pengunjung. Namun menurut saya, belum sepenuh pantai-pantai lainnya di Jawa Barat yang sudah terkenal.

Ada spot yang bisa digunakan untuk berselancar juga. Hanya saja pada hari itu, kondisi laut sedang surut, sehingga tidak ada orang yang berselancar. Orang yang berselancar di pantai inipun kebanyakan masih turis luar yang berlibur ke Pasir Putih. 

Untuk informasi saja, 4 tahun sebelumnya turis internasional yang memenuhi pantai-pantai di Sawarna ini.

 Tanjung Layar

Masih di hari pertama di sore hari, setelah puas bermain air di Pantai Pasir Putih, kami terus berjalan menyusuri pantai untuk menuju Pantai Tanjung Layar.


Pantai Tanjung Layar

Pantai Tanjung Layar
Ketika sampai disana, tidak begitu banyak pengunjung yang sampai sini. Kalau tidak mau berjalan, pantai yang tersembunyi ini tidak akan terlihat sama sekali.
Disini, kita bisa menyebrang menuju bebatuan tersebut dengan berjalan perlahan, karena tinggi airnya yang tidak terlalu dalam, selain itu juga banyak pijakan batu yang bisa kita gunakan untuk sampai ke bebatuan Tanjung layar tersebut.

Selesailah bermain air di hari pertama.
Next, di hari kedua kita menyambangi beberapa tempat. Setelah sarapan, kita bertanya sedikit mengenai arah mengenai daerah-daerah yang ingin kami kunjungi. Dengan ramahnya ia menjawab setiap pertanyaan kami dan ada wanti-wanti juga yang harus dilakukan jika mengunjungi tempat-tempat tersebut.

Agak khawatir dan juga karena kami benar-benar buta daerah tersebut, kami memutuskan untuk menggunakan guide untuk menemani perjalanan kami. Setelah tawar menawar harga tergantung banyaknya tempat yang dikunjungi dengan sepeda motor, Rp 125.000/orang harga yang disepakati.

Pantai Lagoona Pari

Pantai pertama di hari ini, dikepalai oleh Pak Supardi, guide yang menemani kami juga yang pernah kami baca di salah satu blog yang menemani perjalanan beberapa perempuan yang bermain kesana kami menuju Pantai Lagoona Pari.

Letaknya sekitar 2 km dari Widi Homestay tersebut, dengan kondisi jalan yang awalnya lumayan baik untuk dilewati motor sampai yang hanya bebatuan dan rusak yang membuat kami harus berpegangan kuat ke besi di belakang dan terus menyeimbangkan diri dengan medan yang dilewati oleh motor tersebut.

Selain bebatuan dan rusak, jalan menuju pantai ini naik turun lumayan tajam. Saya pribadi sebenarnya sangat takut dengan medan jalan seperti itu, saya lebih memilih jalan kaki saja jika dari awal sudah tahu medannya seperti itu. Tapi karena sudah terlanjur, jadi memberanikan diri saja untuk meneruskan perjalanan.

Turun dari motor, melihat Pantai yang sepi pengunjung dengan karang-karang yang terlihat dari pinggir pantai, membuat saya tidak sia-sia telah melakukan perjalanan ini. Walaupun jadinya tangan saya tremor ketika memotret tempat-tempat ini. :P

Banyak binatang-binatang laut seperti keong dan ikan-ikan kecil yang masih berenang di pinggir pantai. Ombak yang tidak begitu besar membuat pas untuk membawa anak-anak berenang disini jika suatu saat saya sudah berkeluarga. Pantai yang kalau bisa dibilang masih perawan ini amatlah indah dan menjadi Favorit saya dibanding pantai-pantai lain di Desa Sawarna ini.
 

Berikut beberapa penampakan pantai indah ini :




Pantai Karang Taraje

Menurut Ibu Widi, di pantai ini pernah menelan korban, beberapa pantai lainnya di Sawarna juga pernah menelan korban, kebanyakan diantaranya adalah tidak patuhnya pengunjung kepada anjuran warga setempat untuk tidak ke laut saat sedang pasang.

Alasan ini yang menjadi faktor kami menggunakan guide.
Saat kami ke Karang Taraje ini, air laut sedang surut sehingga kami bisa menaiki karang-karang tersebut. Angin yang sangat kencang juga bisa dirasakan disini.







menurut penjelasan Pak Supardi, jika cuaca cerah dari sana kami bisa melihat Pantai Pelabuhan Ratu dengan jelas, sayangnya saat itu cuaca sedang agak mendung dan gerimis. Tapi tetap indah.



Dari sini bisa terlihat Pantai Pelabuhan Ratu jika cuaca sedang cerah

Karang-karang yang bisa dinaiki jika air laut sedang surut


Ini Taraje (tangga) yang digunakan untuk menaiki karang di atasnya
Pantai Pulo Manuk

Selesai mengagumi keindahan pantai-pantai tersebut, kami beranjak untuk pergi ke Pulo Manuk, Pulo Manuk terletak berlawanan arah dengan daerah kedua pantai ini, sehingga kami kembali ke medan terjal itu untuk kembali ke jalan raya dan menuju Pantai Pulo Manuk.

Melewati jalan yang berliku dan naik turun, sampailah kita ke Pantai Pulo Manuk. Lumayan sudah banyak pengunjung disini. Yang menarik dari Pantai ini adalah di sekitar pantai ini banyak berkeliaran monyet-monyet. Banyak pengunjung yang sengaja memberikan makanan kepada para monyet itu. 

Disini kami hanya duduk-duduk dan sedikit berfoto saja untuk kembali ke wisma dan beristirahat kembali.

Berikut beberapa penampakannya :
Monyet-monyet yang berkeliaran di sekitar Pantai Pulo Manuk

Pantai Pulo Manuk


Semoga bermanfaat dan selalu ingat untuk mengikuti anjuran warga setempat dan mengikuti peraturan yang ada. Dan jangan lupa untuk selalu membuang sampah pada tempatnya, agar lingkungannya tetap bersih dan menyenangkan.

Happy Travelling!

Pantai Sawarna (Part I)

Sudah dari tahun lalu beberapa orang mengajak saya ke Sawarna. Katanya Pantai di daerah Banten yang masih alami dan indah. Karena lokasinya yang masih berada di Jawa Barat membuat saya ingin pergi kesana, namun hal tersebut belum terlaksana.

Sampai akhirnya di libur akhir tahun 2013, kesempatan itu datang.
Saya bersama teman saya mengambil cuti tahunan kami untuk berlibur menuju Sawarna.

Transportasi 

Dari beberapa blog yang kami baca di internet, menuju Sawarna itu harus ke Pelabuhan Ratu dulu, naik elf ke arah Bayah, turun di daerah yang namanya Ciawi lanjut naik Ojek menuju Sawarna. Rute itulah yang ingin kami ikuti pada awalnya.

Berangkat dari Hotel Pondok Dewata Pelabuhan Ratu pagi-pagi jalan kaki, kami menuju terminal Pelabuhan Ratu untuk menaiki elf ke Bayah di pagi hari.

Sampai di terminal, jangan aneh kalau para calo sering bertanya-tanya tujuan kepada orang-orang yang keliatan turis. Cukup berikan senyuman dan berlalu saja. Tapi kalau memang diperlukan, wajib bertanya jika tidak tahu. Seperti kami, ketika ada supir yang bertanya, kami mengatakan Sawarna, dengan baik hatinya mereka menunjukkan bahkan mengambil teman supirnya yang mengangkut penumpang yang akan pergi ke Sawarna langsung.

Agak kaget, ternyata di setiap harinya ada 1 mobil yang berangkat ke Sawarna langsung, jadi tidak perlu naik turun angkutan jika akan pergi langsung. Dengan Tarif per Desember 2013 adalah Rp 25,000 saja.

Adalah Pak Icep, supir yang akan mengangkut kami ke Sawarna, dengan ramahnya beliau bilang, keberangkatan ke Sawarna masih menunggu penumpangnya penuh maksimal hingga jam 12 siang. Pada saat itu baru jam 8 pagi kami sudah sampai disana. Lalu mengobrollah kami dengannya mengenai angkutan dan apa saja yang ada di Sawarna.

Jadi, jadwal berangkat dari Sawarna-Pelabuhan Ratu jam 7 pagi. Dari Pelabuhan Ratu menuju Sawarna jam 12 siang.

Pak Icep ini memiliki nomer HP yang fungsinya bisa booking seat. Jadi kalau kita sudah bisa memprediksi kapan sampai ke terminal Pelabuhan Ratu sebelum jam keberangkatan, nomernya (0877-2173-3250) bisa di telpon untuk minta ditunggu. (jangan kelamaan juga yaa.. supaya masih bisa duduk di dalam, hehe)
 
Penampakan mobil yang menuju Sawarna

 Keadaan di Jalan

Membaca salah satu blog menuju Sawarna itu katanya jalannya berkelok-kelok, 'ah cuma belok-belok doang mah ga masalah' begitu pikir saya saat membacanya. Namun ketika perjalanan segera dimulai, saya yang beruntung mendapat duduk di depan dengan sangat leluasanya melihat pemandangan indah di sekitar dan di depan saya dengan jelas sambil sesekali mendapatkan informasi mengenai pemandangan tersebut dari Pak Icep yang sudah lebih dari 13 tahun mengendarai elf dari dan menuju Sawarna.
Setelah habis jalan Cisolok, Pelabuhan Ratu barulah sensasi perjalanan itu dimulai. Jalan yang dilewati terbilang mulus dan tidak rusak, hanya saja perjalananya itu naik turun dengan sangat dahsyat (baca: curam) kalaupun ada belokan, belokan itu adalah tanjakan yang hampir tegak lurus, mesin mobil yang menggunakan gigi terendahpun berjalan sangat pelan. 

Pak Icep yang sudah berpengalaman hanya tertawa melihat saya yang ketakutan mobilnya mundur lagi. Bayankan saja, mobil elf berisi lebih dari 20 orang yang ada di dalam dan di atas mobil, dengan kondisi jalan yang naik turun dahsyat, beuh ! bikin perut mules sebenarnya, tapi saya hanya berdoa saja agar perjalanan kami lancar dan selamat sampai tujuan.

Perjalanan sekitar satu setengah jam sampai dua jam, menyampaikan kita akhirnya di Desa Sawarna, Bayah, Banten.

 Penginapan 

Banyak penginapan wisma yang berada di sekitaran Sawarna. Dan harganya juga bervariatif. Jika sedang musim liburan, ada baiknya untuk melakukan booking kamar jauh-jauh hari, karena kesempatan tidak mendapatkan kamar itu ada sekali.

Widi Homestay menjadi pilihan kami kali ini. Dari beberapa blog, kami tertarik dengan Homestay ini. Katanya Ibu Widi pemiliknya ramah begitu juga suami dan keluarganya.

Letak Homestaynya Pas. Tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dengan Pantai Pasir Putih atau Pantai Ciantir itu. 

Dengan Rp 150,000/orang/malam, kami tidur di kamar yang berkapasitas 8 orang dan mendapatkan 3x makan. Dahsyat ! menunya enak-enak. Tiga malam disana, saya merasa berat badan saya naik beberapa kilo. Masakannya Ibu Widi enak banget ! sambelnya mantap !

Berikut beberapa foto nomer telpon wisma di sekitar Sawarna yang saya rekomendasikan.







Sampai disini dulu mengenai perjalanan menuju Sawarna, lanjut di Sawarna (Part II) untuk tempat-tempat yang kami kunjungi disana.